14 Mei, 2014

Hepatitis Virus Akut






Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan hati yang menimbulkan gejala klinis yang khas yaitu badan lemah, kencing berwarna seperti teh pekat, mata dan seluruh badan menjadi kuning.
 
Berdasarkan penyebabnya, hepatitis dapat dibagi atas :
·         Hepatitis oleh virus
·         Hepatitis oleh bakteri
·         Hepatitis oleh obat-obatan

Sedangkan berdasarkan perjalanan penyakitnya, hepatitis dapat dibagi atas :
·         Hepatitis akut
·         Hepatitis kronis

Hepatitis viral akut ialah inflamasi hati akibat infeksi virus hepatitis yang berlangsung selama kurang dari 6 bulan.
The clinical picture of viral hepatitis is extremely variable, ranging from asymptomatic infection without jaundice to a fulminating disease.
Hepatitis virus akut adalah penyakit infeksi virus hepatotropik yang bersifat sistemik dan akut – berlangsung kurang dari 6 bulan.

Sebagian hepatitis akan sembuh sempurna, tetapi sebagian lain akan berkembang menjadi kronis, sirosis atau karsinoma hati.


Etiologi


Paling sedikit ada 6 jenis virus penyebab hepatitis yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E Hepatitis A umumnya mengenai anak dan dewasa muda sedangkan Hepatitis B sering mengenai dewasa muda, bayi dan balita. Hepatitis C lebih sering mengenai orang dewasa.
Hepatitis A lebih sering mengenai penderita dengan status sosioekonomi yang buruk karena penularan virus ini terutama melalui jalur faecal oral.
Patogenesis
Virus-virus Hepatitis secara primer tidak bersifat sitopatik (merusak) pada sel-sel hepar. Gejala klinis yang disebabkan oleh infeksi virus ini disebabkan oleh respons imun penderita terhadap infeksi tersebut.

Patofisiologi


1. Patofisiologi Ikterus
Ikterus adalah keadaan klinis di mana ditemukannya warna kuning pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh pigmen empedu. Ikterus dapat diketahui bila kadar bilirubin darah > 2 mg%.


Metabolisme Bilirubin
Bilirubin merupakan produk dari pemecahan heme yang 80-85% berasal dari eritrosit matang dan 15-20% dari produk heme lainnya seperti myoglobin, sitokrom.
Proses pemecahan heme terjadi dalam sel retikuloendotelial. Heme diubah menjadi biliverdin melelui proses oksigenasi. Biliverdin oleh enzim biliverdin reduktase diubah menjadi bilirubin.

Bilirubin yang beredar dalam plasma sebagian besar (90%) berada dalam bentuk unconjungated/indirek. Bilirubin indirek akan berikatan dengan albumin lebih kuat dibandingkan dengan bilirubin direk.

Namun ikatan ini tidak mutlak sehingga bila terdapat anion lain seperti Sulfonamide dan Salisilat yang berkompetisi dengan bilirubin maka bilirubin ini akan beredar bebas dalam darah dan memasuki jaringan tubuh lainnya seperti jaringan otak.

Bilirubin indirek melepaskan ikatannya dengan albumin lalu masuk ke dalam hati dan terikat dengan ligandin. Di dalam hati terjadi perubahan bilirubin menjadi bilirubin glukoronid oleh enzim glukoronosil transferase.

Bakteri dalam usus halus dan kolon mengubah bilirubin glukoronid menjadi urobilinogen, sebagian diserap kembali dan akan melewati sirkulasi enterohepatik; sebagian lainnya dikeluarkan melalui urin dan feses.
Bilirubin direk mudah larut dalam air sehingga dapat difiltrasi melalui ginjal.


Manifestasi Klinis


1. Stadium praikterik
Berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan nyeri pada perut kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.

2. Stadium ikterik
Berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.

3. Stadium pascaikterik (rekonvalesens)
Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi.
Apabila hepar sudah membesar pasien dapat mengeluh nyeri perut kanan atas (perut ‘begah’).

Demam dengan suhu sekitar 38-39oC lebih sering ditemukan pada hepatitis A. urine berwarna gelap (seperti air teh) dan feses berwarna tanah (clay-colored). Dengan timbulnya gejala kuning/ikterus maka biasanya gejala prodromal menghilang. Hepatomegali dapat disertai nyeri tekan.

Ikterik pada penderita terutama tampak pada wajah, batang tubuh dan sklera. Ikterik pertama kali terlihat pada frenulum lingue namun yang biasa diperhatikan pertama kali adalah sklera. Sklera mudah menyimpan bilirubin karena terdiri atas banyak sekali serat-serat elastin.

Mata kuning adalah keluhan pertama yang dapat dilihat oleh penderita atau kerabatnya. Warna kuning pada mata dapat memberikan gambaran kasar penyebab ikterus :
·         Kuning : Prehepatik
·         Kuning oranye : Hepatik
·         Kuning kehijauan : Posthepatik


Pemeriksaan Fisik


1. Kepala
·         Mata
·         Mulut
·         Leher

Spider naevi (spider telangiectasis, spider angioma, arterial spider) ditemukan pada penyakit hati yang kronis, dijumpai pada daerah yang mendapatkan vaskularisasi dari vena cava superior.

Lokasinya adalah pada muka, leher, lengan, punggung tangan, dada dan punggung tetapi jarang terdapat di bawah garis yang menghubungkan kedua areola mammae. Spider naevi tampak sebagai titik dengan serabut-serabut pembuluh darah yang menyebar secara radier dengan diameter mulai seujung jarum sampai 0,5 cm.

2.Thoraks

3. Abdomen
Inspeksi dartar lembut, jika terdapat asites akan tampak cembung.
·         Hepatomegali
Pada hepatitis virus akut, terjadi pembesaran hepar yang bersifat kenyal, tepi tajam, permukaan rata. Sedangkan pada sirosis, hepar dapat teraba atau tidak teraba. Pada karsinoma, hepar membesar dan teraba keras dengan permukaan yang berbenjol-benjol, tepi tidak rata, tumpul dan pada auskultasi terdengar hepatic bruit.
·         Pembesaran Lien

4. Ekstremitas
·         Edema
Edema dapat dijumpai pada penderita penyakit hati kronis. Penimbunan cairan pada penyakit hati dimulai dari rongga perut (asites) lalu diikuti tempat-tempat lainnya.
·         Clubbing
Clubbing biasa dijumpai pada penyakit-penyakit kronis. Pada hepatitis akut tidak ditemukan.
·         Sianosis dapat ditemukan pada penderita sirosis dengan kegagalan hati akibat penurunan dari kejenuhan O2 dalam arteri.
·         Eritema Palmaris
Eritema palmaris (liver palms) yaitu salah satu kelainan yang dapat dijumpai pada penderita kegagalan hati. Tangan penderita akan tampak merah tua dan teraba panas (hangat) terutama pada hipotenar, tenar dan pada jari.
·         Liver Nail (White Nail)


Kriteria Diagnosis


The key features for diagnosis are :
·         Mual, anoreksia, malaise, urin gelap
·         Ikterus
·         Hepatomegali yang kenyal dan nyeri tekan
·         Peningkatan SGOT dan SGPT (SGPT > SGOT) lebih dari 3 kali nilai normal.

Diagnosis Banding
·         Hepatitis Akibat Obat
·         Hepatitis Alkoholik
·         Penyakit Saluran Empedu
·         Leptospirosis

1. Ikterus Prehepatik
Ikterus prehepatik ini adalah akibat proses hemolisis eritrosit yang berlebihan, gangguan konjungasi bilirubin dan gangguan up-take bilirubin.
Didapatkan keluhan mata (sklera) berwarna kuning. BAB (buang air besar) dan BAK (buang air kecil) tak ada kelainan. Keluhan gatal dan nyeri tekan tidak ada.

2. Ikterus Hepatik

3. Ikterus Posthepatik


Pemeriksaan Penunjang


Terdapat dua pemeriksaan penting untuk mendiagnosis hepatitis, yaitu tes awal untuk mengkonfirmasi adanya peradangan akut pada hati dan tes yang bertujuan untuk mengetahui etiologi dari peradangan akut tersebut.

Diagnosis hepatitis biasanya ditegakkan dengan pemeriksaan tes fungsi hati, khususnya alanin amino transferase (ALT=SGPT), aspartat amino transferase (AST=SGOT). Bila perlu ditambah dengan pemeriksaan bilirubin. Alkali fosfatase kurang bermakna karena kadarnya meningkat pada anak yang sedang mengalami pertumbuhan.

Kadar transaminase (SGOT/SGPT) mulai meningkat pada masa prodromal dan mencapai puncak pada saat timbulnya ikterus. Peninggian kadar SGOT dan SGPT yang menunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati adalah 50-2.000 IU/ml. Terjadi peningkatan bilirubin total serum (berkisar antara 5-20 mg/dL).

Tinja akolis mungkin dijumpai sebelum timbul ikterus. Penurunan aktivitas transaminase diikuti penurunan kadar bilirubin. Bilirubinuria dapat negatif sebelum bilirubin darah normal. Kadar alkali fosfatase mungkin hanya sedikit meningkat. Gamma GT dapat meningkat pada hepatitis dengan kolestasis.

Jenis virus penyebab hepatitis akut didiagnosis dengan petanda virus yaitu IgM anti¬HAV, IgM anti HBc dan dapat dilengkapi dengan HBsAg.
Bila terdapat riwayat transfusi darah, pemakaian obat-obatan narkoba, atau ada risiko infeksi vertikal dapat dilakukan pemeriksaan anti-HCV, IgM anti-HDV diperiksa pada kasus hepatitis B kronik. Bila dicurigai pasien menderita hepatitis E, dilakukan pemeriksaan IgM anti-HEV.

IgM anti-HAV
yang meningkat menunjukkan hepatitis A akut. Sedangkan makna petanda virus untuk hepatitis B adalah sebagai berikut:
HBsAg, tanda mengidap virus hepatitis B (hepatitis akut, hepatitis kronis, sirosis, hepatoma, karier)
Anti-HBs, umumnya tanda sembuh dan kekebalan seumtu hidup terhadap reinfeksi hepatitis B
HBeAg dan DNA VHB, tanda bahwa replikasi virus hepatitis B aktif dan daya tularnya tinggi, muncul sebelum timbulnya gejala dan kurang lebih bersamaan waktunya dengan terdeteksinya HBsAg
Serokonversi dari HBeAg menjadi anti-HBe adalah tanda remisi; replikasi virus tidak aktif
IgG anti-HBc, tanda sedang atau pernah terinfeksi, bisa menetap dalam kadar rendah seumur hidup
IgM anti-HBc, tanda infeksi akut atau kronis aktif. Setelah fase akut, IgM anti-HBc turun dengan lambat, tetapi marker replikasi virus -HBeAg dan HBV DNA- tetap dapat dideteksi, sedangkan anti-HBe dan anti-HBs biasanya belum dapat dideteksi.
Biopsi hati (bila faal hati tidak kembali normal setelah 6 bulan).


Terapi


• Tirah baring. Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat.
• Diet seimbang.
• Terapi suportif sesuai kondisi pasien
1.      Berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati.
2.      Antibiotik tidak jelas kegunaannya
3.      Jangan diberikan antiemetik.


Penyulit


• Hepatitis Fulminan
• Kolestasis berkelanjutan
• Hepatitis Kronik

http://rspwinterna.wordpress.com/2013/08/27/hepatitis-virus-akut/

12 Mei, 2014

Hepatitis B



 




Diagnosis Hepatitis B 


Hepatitis B didiagnosis dari hasil tes darah spesifik virus hepatitis B (serologi) yang mencerminkan beragam komponen-komponen virus hepatitis B.

Tes-tes serologi virus hepatitis B ini berbeda dari tes-tes darah hati standar (ALT/SGPT dan AST/SGOT)


HBsAg dan anti-HBs 



Diagnosis infeksi hepatitis B dengan mendeteksi hepatitis B surface antigen (HBsAg) dalam darah.

Kehadiran HBsAg berarti ada infeksi virus hepatitis B aktif dan ketidakhadiran HBsAg berarti tidak ada infekis virus hepatitis B aktif. Menyusul suatu paparan pada virus hepatitis B, HBsAg menjadi terdeteksi dalam darah dalam waktu empat minggu.

Pada inidividu yang sembuh dari infeksi virus hepatitis B akut, eliminasi atau pembersihan dari HBsAg terjadi dalam waktu empat bulan setelah timbulnya gejala-gejala. Infeksi virus hepatitis B kronis didefinisikan sebagai HBsAg yang menetap lebih dari enam bulan.

Setelah HBsAg dieliminasi dari tubuh, antibodi terhadap HBsAg (anti-HBs) biasanya timbul. Anti-HBs ini menyediakan kekebalan pada infeksi virus hepatitis B yang berikutnya. Individu yang telah berhasil divaksinasi terhadap virus hepatitis B mempunyai anti-HBs yang dapat diukur dalam darah.


Anti-HBc 



Hepatitis B core antigen hanya dapat ditemukan dalam hati dan tidak dapat terdeteksi dalam darah. Kehadiran dari jumlah-jumlah yang besar dari hepatitis B core antigen dalam hati mengindikasikan suatu reproduksi virus yang sedang berlangsung.

Ini berarti bahwa virusnya aktif. Antibodi terhadap hepatitis B core antigen, dikenal sebagai antibodi hepatitis B core (anti-HBc). Sebagai suatu kenyataan, dua tipe dari antibodi-antibodi anti-HBc (IgM dan IgG) dihasilkan.


IgM anti-HBc adalah suatu penanda/indikator (marker/indicator) untuk infeksi hepatitis B akut. IgM anti-HBc ditemukan dalam darah selama infeksi akut dan berlangsung sampai enam bulan setelah timbulanya gejala-gejala. IgG anti-HBc berkembang selama perjalanan infeksi virus hepatitis B akut dan menetap seumur hidup, tidak perduli apakah individunya sembuh atau mengembangkan infeksi kronis. Sesuai dengan itu, hanya tipe IgM dari anti-HBc dapat digunakan secara spesifik untuk mendiagnosis suatu infeksi virus hepatitis B akut.


HBeAg, anti-HBe, dan mutasi-mutasi pre-core 



Hepatitis Be antigen (HBeAg) dan anti-HBe, adalah penanda-penanda (markers) yang bermanfaat untuk menentukan kemungkinan penularan virus oleh seseorang yang menderita infeksi virus hepatitis B kronis.

Mendeteksi keduanya HBeAg dan anti-HBe dalam darah biasanya adalah eksklusif satu sama lain. Kehadiran HBeAg berarti aktivitas virus yang sedang berlangsung dan kemampuan menularkan pada yang lainnya, sedangkan kehadiran anti-HBe menandakan suatu keadaan yang lebih tidak aktif dari virus dan risiko penularan yang lebih kecil.

Pada beberapa individu-individu yang terinfeksi dengan virus hepatitis B, material genetik untuk virus telah menjalankan suatu perubahan struktur yang tertentu, disebut suatu mutasi pre-core.

Mutasi ini berakibat pada suatu ketidakmampuan virus hepatitis B untuk menghasilkan HBeAg, meskipun virusnya reproduksi/replikasi secara aktif. Ini berarti bahwa meskipun tidak ada HBeAg yang terdeteksi dalam darah dari orang-orang dengan mutasi, virus hepatitis B masih tetap aktif pada orang-orang ini dan mereka dapat menularkan pada yang lain-lainnya.


Hepatitis B virus DNA

 

Penanda yang paling spesifik dari reproduksi/replikasi virus hepatitis B adalah pengukuran dari hepatitis B virus DNA dalam darah. Tingkat-tingkat yang tinggi dari hepatitis B virus DNA mengindikasikan suatu reproduksi/replikasi virus dan aktivitas virus yang sedang berlangsung. Tingkat-tingkat hepatitis B virus DNA yang rendah atau tidak terdeteksi dikaitkan dengan fase/tahap infeksi virus hepatitis B yang tidak aktif.


Tujuan mengukur hepatitis B virus DNA biasanya adalah untuk menentukan apakah infeksi virus hepatitis B aktif atau tidak aktif (diam). Perbedaan ini dapat dibuat berdasarkan jumlah hepatitis B virus DNA dalam darah. Tingkat-tingkat yang tinggi dari DNA mengindikasikan suatu infeksi yang aktif, dimana tingkat-tingkat yang rendah mengindikasikan suatu infeksi yang tidak aktif (tidur).


Menginterpretasikan Tes-Tes Darah Virus Hepatitis B 


Tabel ini memberikan interpretasi-interpretasi diagnostik untuk beragam kumpulan-kumpulan (sets) dari hasil yang didapatkan dengan suatu deretan tes-tes darah virus (serologi) hepatitis B. Ingat, bagaimanapun, bahwa interpretasi dari tes-tes darah virus hepatitis B harus selalu dibuat dengan pengetahuan dari sejarah medis pasien, pemeriksaan fisik, dan hasil-hasil dari tes-tes darah hati standar yang dapat mengindikasikan kerusakan pada hati.

Tabel  Interpretasi tes-tes  positif (+) dan negative (-) darah/serologi virus hepatitis B

HBsAg
Anti-HBs
Anti-Hbc (total)
Anti-HBc IgM
HBeAg
Anti-HBe
Interpretasi

+
-
+
+
+
+
+
Tahap awal infeksi akut

+
-
+
+
-
+
-
Tahap Kemudian infeksi akut

-
-
+
+
-
+
-
Tahap kemudian infeksi akut

-
+
+
-
-
-
-
Kesembuhan dengan kekebalan

-
+
-
-
-
-
-
Vaksinasi yang sukses

+
-
+
-
+
-
+
Infeksi kronis dengan reproduksi aktif

+
-
+
-
-
+
-
Infeksi kronis dalam tahap tidak aktif

+
-
+
-
-
+
+
Infeksi kronis dengan reproduksi aktif

-
-
+
-
-
+ atau -
-
Kesembuhan, Hasil positif palsu, atau infeksi kronis











Peran Biopsi Hati pada Hepatitis B Kronis 



Biopsi hati adalah suatu bagian yang penting dari pengkajian seorang pasien dengan virus hepatitis B kronis. Tes ini bernilai karena inti yang kecil dari jaringan yang diambil dari hati pada umumnya mewakili keseluruhan dari hati.

Lebih jauh, suatu diagnosis dari hepatitis kronis biasanya dapat dibuat dari biopsi. Bagaimanapun, tipe hepatitis kronis (atau sirosis yang diakibatkannya), apakah itu hepatitis B, C, atau hepatitis autoimun, tidak dapat ditentukan secara pasti dari biopsi.

Sejarah medis pasien, pemeriksaan fisik, tes-tes darah hati standar, dan tes-tes darah virus hepatitis B (serologi), bersama dengan biopsi hati, digunakakan semuanya untuk membuat diagnosis dari tipe spesifik hepatitis kronis. Meski demikian, biopsi hati adalah tes yang menunjukan jumlah hati yang luka (peradangan) dan luka parut (fibrosis) pada hepatitis kronis atau sirosis. Informasi yang didapat dari biopsi kemudian digunakan untuk membantu menentukan prognosis (perjalanan dan hasil akhir) dari penyakit dan begitu juga keperluan untuk perawatan anti-virus.

(http://rspwinterna.wordpress.com)