17 Agustus, 2010

Mata dan Penglihatan

Struktur dan fungsi mata sangat rumit dan mengagumkan.

Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.



STRUKTUR & FUNGSI

Mata memiliki struktur sebagai berikut:

· Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang berwarna putih dan relatif kuat.

· Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian luar sklera.

· Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.

· Pupil : daerah hitam di tengah-tengah iris.

· Iris : jaringan berwarna yang berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan lensa; berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran pupil.

· Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aqueus danvitreus; berfungsi membantu memfokuskan cahaya ke retina.

· Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola mata; berfungsi mengirimkan pesan visuil melalui saraf optikus ke otak.

· Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visuil dari retina ke otak.

· Humor aquoeus : cairan jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea; dihasilkan oleh prosesus siliaris.

· Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).


Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil.
Iris mengatur jumlah cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk menjadi lebih sedikit.
Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang membuka dan menutup iris.


Lensa terdapat di belakang iris.
Dengan merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya ke retina. Jika mata memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi, sehingga lensa menjadi lebih tebal dan lebih kuat. Jika mata memfokuskan pada objek yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan lebih lemah.
Sejalan dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur, kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia.

Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah.
Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang oleh saraf optikus dibawa ke otak.

Saraf optikus menghubungkan retina dengan cara membelah jalurnya. Sebagian serat saraf menyilang ke sisi yang berlawanan pada kiasma optikus (suatu daerah yang berada tepat di bawah otak bagian depan).
Kemudian sebelum sampai ke otak bagian belakang, berkas saraf tersebut akan bergabung kembali.

Bola mata terbagi menjadi 2 bagian, masing-masing terisi oleh cairan:

· Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa.

· Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina.
Segmen anterior berisi humor aqueus yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen posterior berisi humor vitreus.

Cairan tersebut membantu menjaga bentuk bola mata.


Segmen anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian:

· Bilik anterior : mulai dari kornea sampai iris

· Bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa.
Dalam keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui saluran yang terletak ujung iris.



OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH


Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu.

Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.

· Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak

· Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

· Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.
Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.


STRUKTUR PELINDUNG


Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah.

Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk.

· Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

· Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang.
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya.

Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.

· Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata.

Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer.
Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2
duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung.
Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akanantibodi
yang membantu mencegah terjadinya infeksi.


KEBUTAAN


Cedera dan penyakit pada mata bisa mempengaruhi penglihatan.

Kejernihan penglihatan disebut
ketajaman visuil, yang berkisar dari penglihatan penuh sampai ke tanpa penglihatan.
Jika ketajaman menurun, maka penglihatan menjadi kabur.


Ketajaman penglihatan biasanya diukur dengan skala yang membandingkan penglihatan seseorang pada jarak 20 kaki dengan seseorang yang memiliki ketajaman penuh.

Visuil 20/20 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki dengan ketajaman penuh; sedangkan visuil 20/200 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki, yang oleh orang dengan ketajaman penuh benda tersebut terlihat pada jarak 200 kaki.

Secara teoritis, kebutaan terjadi jika ketajaman penglihatan lebih buruk dari 20/200 meskipun telah dibantu dengan kaca mata maupun lensa kontak.


Penyebab kebutaan


Kebutaan bisa terjadi karena berbagai alasan:

- cahaya tidak dapat mencapai retina

- cahaya tidak terfokus sebagaimana mestinya pada retina

- retina tidak dapat merasakan cahaya secara normal

- kelainan penghantaran gelombang saraf dari retina ke otak

- otak tidak dapat menterjemahkan informasi yang dikirim oleh mata.



Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan kebutaan:

· Katarak



· Kelainan refraksi

· Ablasio retina

· Retinitis pigmentosa

· Diabetes


· Degenerasi makuler

· Sklerosis multipel

· Tumor kelenjar hipofisa

· Glaukoma

· Kelainan pada daerah otak yang mengolah gelombang visuil akibat stroke, tumor atau penyakit lainnya.







15 Agustus, 2010

Kenali Anatomi THT yuuk !

Telinga, Hidung dan Tenggorokan

Lokasi dan fungsi dari telinga, hidung dan tenggorokan berhubungan erat.
Kelainan pada organ-organ tersebut didiagnosis dan diobati oleh dokter spesialis yang disebut
otolaringologis.


TELINGA


Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh.



Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna
atau aurikel) dan saluran telinga (meatus auditorius eksternus).
Telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago) yang dilapisi oleh kulit, daun telinga kaku tetapi juga lentur.


Suara yang ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga.

Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar.


Telinga Tengah


Teling tengah terdiri dari gendang telinga (membran timpani) dan sebuah ruang kecil berisi udara yang memiliki 3 tulang kecil yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga dalam.



Ketiga tulang tersebut adalah:

· Maleus (bentuknya seperti palu, melekat pada gendang telinga)

· Inkus (menghugungkan maleus dan stapes)

· Stapes (melekat pda jendela oval di pintu masuk ke telinga dalam).
Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval.


Telinga tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil:

· Otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telinga tetap menempel)

· Otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara stapedius dengan jendela oval.

Jika telinga menerima suara yang keras, maka otot stapedius akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya sedikit suara yang dihantarkan.

Respon ini disebut
refleks akustik, yang membantu melindungi telinga dalam yang rapuh dari kerusakan karena suara.

Tuba eustakius
adalah saluran kecil yang menghubungkan teling tengah dengan hidung bagian belakang, yang memungkinkan masuknya udara luar ke dalam telinga tengah.
Tuba eustakius membuka ketika kita menelan, sehingga membantu menjaga tekanan udara yang sama pada kedua sisi gendang telinga, yang penting untuk fungsi pendengaran yang normal dan kenyamanan.


Telinga Dalam


Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri dari 2 bagian utama:

· Koklea (organ pendengaran)

· Kanalis semisirkuler (organ keseimbangan).

Koklea merupakan saluran berrongga yang berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari cairan kental dan
organ Corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut.




Getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf.
Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak.


Walaupun ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh bisa menyebabkan kerusakan pada sel rambut.

Jika sel rambut rusak, dia tidak akan tumbuh kembali.

Jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut yang progresif dan berkurangnya pendengaran.


Kanalis semisirkuler merupakan 3 saluran yang berisi cairan, yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan.

Setiap gerakan kepala menyebabkan ciaran di dalam saluran bergerak.

Gerakan cairan di salah satu saluran bisa lebih besar dari gerakan cairan di saluran lainnya; hal ini tergantung kepada arah pergerakan kepala.


Saluran ini juga mengandung sel rambut yang memberikan respon terhadap gerakan cairan.

Sel rambut ini memprakarsai gelombang saraf yang menyampaikan pesan ke otak, ke arah mana kepala bergerak, sehingga keseimbangan bisa dipertahankan.


Jika terjadi infeksi pada kanalis semisirkuler, (seperti yang terjadi pada infeksi telinga tengah atau flu) maka bisa timbul
vertigo (perasaan berputar).


HIDUNG


Hidung merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar-masuknya udara dari dan ke paru-paru.

Hidung juga memberikan tambahan
resonansi pada suara dan merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata.

Hidung bagian atas terdiri dari tulang dan hidung bagian bawah terdiri dari tulang rawan (kartilago).

Di dalam hidung terdapat rongga yang dipisahkan menjadi 2 rongga oleh
septum, yang membentang dari lubang hidung sampai ke tenggorokan bagian belakang.

Tulang yang disebut
konka nasalis menonjol ke dalam rongga hidung, membentuk sejumlah lipatan.
Lipatan ini menyebabkan bertambah luasnya daerah permukaan yang dilalui udara.


Rongga hidung dilapisi oleh selaput lendir dan pembuluh darah.

Luasnya permukaan dan banyaknya pembuluh darah memungkinkan hidung menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk dengan segera.


Sel-sel pada selaput lendir menghasilkan lendir dan memiliki tonjolan-tonjolan kecil seperti rambut (silia).

Biasanya kotoran yang masuk ke hidung ditangkap oleh lendir, lalu disapu oleh silia ke arah lobang hidung atau ke tenggorokan.
Cara ini membantu membersihkan udara sebelum masuk ke dalam paru-paru.
Bersin secara otomatis membersihkan saluran hidung sebagai respon terhadap iritasi, sedangkan batuk membersihkan paru-paru.


Sel-sel penghidu terdapat di rongga hidung bagian atas.

Sel-sel ini memiliki silia yang mengarah ke bawah (ke rongga hidung) dan serat saraf yang mengarah ke atas (ke
bulbus olfaktorius, yang merupakan penonjolan pada setiap saraf olfaktorius/saraf penghidu).
Saraf olfaktorius langsung mengarah ke otak.



SINUS PARANASALIS


Tulang di sekitar hidung terdiri dari sinus paranasalis, yang merupakan ruang berrongga dengan lubang yang mengarah ke rongga hidung.

Terdapat 4 kelompok sinus paranasalis:

· Sinus maksilaris

· Sinus etmoidalis

· Sinus frontalis

· Sinus sfenoidalis.


Dengan adanya sinus ini maka:
- berat dari tulang wajah menjadi berkurang

- kekuatan dan bentuk tulang terpelihara

- resonansi suara bertambah.


Sinus dilapisi oleh selapus lendir yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia.

Partikel kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir lalu disapu oleh silia ke rongga hidung.

Pengaliran dari sinus bisa tersumbat, sehingga sinus sangat peka terhadap ifneksi dan peradangan (sinusitis).


TENGGOROKAN

Tenggorokan (faring) terletak di belakang mulut, di bawah rongga hidung dan diatas kerongkongan dan tabung udara (trakea).

Tenggorokan terbagi lagi menjadi:

-
nasofaring (bagian atas)
-
orofaring (bagian tengah)
-
hipofaring (bagian bawah.


Tenggorokan merupakan saluran berotot tempat jalannya makanan ke kerongkongan dan tempat jalannya udara ke paru-paru.
Tenggorokan dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri dari sel-sel penghasil lendir dan silia.

Kotoran yang masuk ditangkap oleh lendir dan disapu oleh silia ke arah kerongkongan lalu ditelan.


Tonsil
(amandel) terletak di mulut bagian belakang, sedangkan adenoid terletak di rongga hidung bagian belakang.
Tonsil dan adenoid terdiri dari jaringan getah bening dan membantu melawan infeksi.

Ukuran terbesar ditemukan pada masa kanak-kanak dan secara perlahan akan menciut.


Pada puncak trakea terdapat kotak suara (laring), yang mengandung pita suara dan berfungsi menghasilkan suara.

Jika mengendur, maka pita suara membentuk lubang berbentuk huruf V sehingga udara bisa lewat dengan bebas.

Jika mengkerut, pita suara akan bergetar, menghasilkan suara yang bisa dirubah oleh lidah, hidung dan mulut sehingga terjadilah percakapan.


Epiglotis
merupakan suatu lembaran yang terutama terdiri dari kartilago dan terletak di atas serta di depan laring.
Selama menelan, epiglotis menutup untuk mencegah masuknya makanan dan cairan ke dalam trakea.




05 Agustus, 2010

Video: “Heart and circulatory system.....How they work ?”


Your heart is a pump. It's a muscular organ about the size of your fist and located slightly left of center in your chest.

Your heart is divided into the right and the left side. The division protects oxygen-rich blood from mixing with oxygen-poor blood.

Together, your heart and blood vessels comprise your cardiovascular system, which circulates blood and oxygen around your body. In fact:

  • Your heart pumps about 5 quarts of blood every minute.
  • It beats about 100,000 times in one day — that's about 35 million times in a year.

Oxygen-poor blood, "blue blood," returns to the heart after circulating through your body.




The right side of the heart, composed of the right atrium and ventricle, collects and pumps blood to the lungs through the pulmonary arteries. The lungs refresh the blood with a new supply of oxygen, making it turn red.

Oxygen-rich blood, "red blood," then enters the left side of the heart, composed of the left atrium and ventricle, and is pumped through the aorta to the body to supply tissues with oxygen.

Four valves within your heart keep your blood moving the right way.

The tricuspid, mitral, pulmonary and aortic valves work like gates on a fence. They open only one way and only when pushed on. Each valve opens and closes once per heartbeat — or about once every second.

A beating heart contracts and relaxes. Contraction is called systole, and relaxing is called diastole.

During systole, your ventricles contract, forcing blood into the vessels going to your lungs and body — much like ketchup being forced out of a squeeze bottle. The right ventricle contracts a little bit before the left ventricle does.

Your ventricles then relax during diastole and are filled with blood coming from the upper chambers, the left and right atria. Then the cycle starts over again.

Your heart is nourished by blood too. Blood vessels called coronary arteries extend over the surface of your heart and branch into smaller capillaries. Here you can see just the network of blood vessels that feed your heart with oxygen-rich blood.

Your heart also has electrical wiring, which keeps it beating. Electrical impulses begin high in the right atrium and travel through specialized pathways to the ventricles, delivering the signal to pump.

The conduction system keeps your heart beating in a coordinated and normal rhythm, which in turn keeps blood circulating. The continuous exchange of oxygen-rich blood with oxygen-poor blood is what keeps you alive.