09 Agustus, 2009

Proses Perkembangan Janin

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya.
Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
".
(QS 3:6)





Dimulai pada minggu ke 4-8:
Terjadi pembentukan awal embrio (manusia dini) yang sudah memiliki sistim vaskuler (peredaran darah). Jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan.Pada fase ini pun sudah terbentuk kantung ketuban yang terdiri dari dua selaput tipis. Selaput ini berisi air ketuban tempat bayi terapung di dalam rahim. Air ketuban akan menjaga bayi dari cedera akibat benturan dari luar selama masa kehamilan.



Pada minggu ke 8-12:
Organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Bentuk kepalanya pun kini lebih besar dibandingkan dengan badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai dapat melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut.



Pada minggu ke 12-16:
Paru-parunya janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi tertentu, dan di matanya mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna. Bahkan kakinya pun sudah tumbuh lebih panjang dari tangannya.



Pada minggu ke 16-20:
Hidung dan telinga tampak jelas, kulit merah, rambut mulai tumbuh, dan semua bagian sudah terbentuk lengkap. Pembuluh darah terlihat dengan jelas pada kulit janin yang tipis. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya.



Pada minggu ke 20-24:
Pada saat ini, alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernapasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.



Berkat teknologi 3D Ecography, anda bisa melihat sang janin dengan jelas, bahkan ekspresi wajahnya.



Pada minggu ke 24-28:
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk. Di kulit kepala rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Ia dapat mendengar sekarang, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Ia dapat mengenali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara.



Pada minggu ke 28-32:
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip akibat melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup. Si kecil kini sudah terbentuk dengan sempurna.

Pada minggu ke 36:
Sang bayi kerap berlatih bernafas, mengisap, dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang dan badannya menjadi lebih bulat. Bayi yang dikandung oleh sebagaian wanita yang hamil untuk pertama kalinya akan mengalami penurunan, yaitu turunnya kepala ke rongga panggul (bayi sudah turun).



Pada minggu ke 38:
Kepalanya telah berada pada rongga panggul, siap untuk dilahirkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu persalinan sudah dekat. Kini, sang bayi seolah-olah mempersiapkan diri bagi kelahirannya ke dunia.



Pada minggu ke 40 [9 Bulan]:
Apa yang dulunya hanyalah sebuah sel, sekarang telah menjadi manusia. Dalam beberapa hari, plasenta akan mengambil alih dan memberi sinyal bahwa bayi telah siap untuk dilahirkan. Sang bayi masih tidur dengan tenang di dalam rahim ibunya. Ia tidak mengetahui bahwa sesaat lagi ia akan meninggalkan rumahnya untuk melewati proses terbesar dalam kehidupannya yaitu KELAHIRAN! Walaupun proses ini menyakitkan bagi sang ibu dan sang bayi tetapi melalui hal inilah KEAJAIBAN KEHIDUPAN TERJADI

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (QS 1:2)


Video proses perkembangan janin :




Video animasi proses kelahiran bayi :





Tes Alergi

Sering kita mendengar penyakit alergi, maka akan timbul pertanyaan di dalam pikiran kita. Apa saja yang termasuk penyakit alergi ? Bagaimana cara mengetahui alergi tersebut ?

Penyakit alergi termasuk penyakit genetik atau keturunan, yang disebabkan oleh antibodi Imunoglobulin E (Ig E). Yang termasuk penyakit alergi adalah :
1. Rinitis alergi, ditandai oleh bersin-bersin, hidung tersumbat, gatal, berair.
2. Konjungtivitis alergi, ditandai oleh mata gatal, merah, berair, kelopak mata bengkak.
3. Urtikaria (biduran, kaligata), ditandai oleh kulit bentol, merah, gatal.
4. Dermatitis (eksim), ditandai oleh kulit merah, gatal, mengelupas, kasar.
5. Asma, ditandai oleh batuk lama, sesak napas, bunyi mengi waktu bernapas.
6. Pada saluran pencernaan, ditandai oleh mual, muntah, mules, diare.
Untuk mengetahui seseorang apakah menderita penyakit alergi dapat kita periksa kadar Ig E dalam darah, maka nilainya lebih besar dari nilai normal (0,1-0,4 ug/ml dalam serum) atau ambang batas tinggi. Lalu pasien tersebut harus melakukan tes alergi untuk mengetahui bahan/zat apa yang menyebabkan penyakit alergi (alergen).

Ada beberapa macam tes alergi, yaitu :

1. Skin Prick Test (Tes tusuk kulit).
Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan, misalnya debu, tungau debu, serpih kulit binatang, udang, kepiting dan lain-lain. Tes ini dilakukan di kulit lengan bawah sisi dalam, lalu alergen yang diuji ditusukkan pada kulit dengan menggunakan jarum khusus (panjang mata jarum 2 mm), jadi tidak menimbulkan luka, berdarah di kulit. Hasilnya dapat segera diketahui dalam waktu 30 menit Bila positif alergi terhadap alergen tertentu akan timbul bentol merah gatal.
Syarat tes ini :
o Pasien harus dalam keadaan sehat dan bebas obat yang mengandung antihistamin (obat anti alergi) selama 3 – 7 hari, tergantung jenis obatnya.
o Umur yang di anjurkan 4 – 50 tahun.
Biaya untuk test ini untuk mendeteksi 33 alergen berkisar antara Rp. 350.000 - Rp. 600.000 tergantung instansi dan peralatan yang dipakai.

2. Patch Tes (Tes Tempel).

Tes ini untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia, pada penyakit dermatitis atau eksim. Tes ini dilakukan di kulit punggung. Hasil tes ini baru dapat dibaca setelah 48 jam. Bila positif terhadap bahan kimia tertentu, akan timbul bercak kemerahan dan melenting pada kulit.
Syarat tes ini :
o Dalam 48 jam, pasien tidak boleh melakukan aktivitas yang berkeringat, mandi, posisi tidur tertelungkup, punggung tidak boleh bergesekan.
o 2 hari sebelum tes, tidak boleh minum obat yang mengandung steroid atau anti bengkak. Daerah pungung harus bebas dari obat oles, krim atau salep.
Biaya untuk test ini berkisar antara Rp. 350.000

3. RAST (Radio Allergo Sorbent Test).
Tes ini untuk mengetahui alergi terhadap alergen hirup dan makanan. Tes ini memerlukan sampel serum darah sebanyak 2 cc. Lalu serum darah tersebut diproses dengan mesin komputerisasi khusus, hasilnya dapat diketahui setelah 4 jam.
Kelebihan tes ini : dapat dilakukan pada usia berapapun, tidak dipengaruhi oleh obat-obatan.
Biaya untuk test ini berkisar antara Rp. 200.000 - Rp. 300.000 / alergen.

4. Skin Test (Tes kulit).
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan. Dilakukan di kulit lengan bawah dengan cara menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan bawah kulit. Hasil tes baru dapat dibaca setelah 15 menit. Bila positif akan timbul bentol, merah, gatal.

5. Tes Provokasi.
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang diminum, makanan, dapat juga untuk alergen hirup, contohnya debu. Tes provokasi untuk alergen hirup dinamakan tes provokasi bronkial. Tes ini digunakan untuk penyakit asma dan pilek alergi. Tes provokasi bronkial dan makanan sudah jarang dipakai, karena tidak nyaman untuk pasien dan berisiko tinggi terjadinya serangan asma dan syok. tes provokasi bronkial dan tes provokasi makanan sudah digantikan oleh Skin Prick Test dan IgE spesifik metode RAST.

Untuk tes provokasi obat, menggunakan metode DBPC (Double Blind Placebo Control) atau uji samar ganda. caranya pasien minum obat dengan dosis dinaikkan secara bertahap, lalu ditunggu reaksinya dengan interval 15 – 30 menit.
Dalam satu hari hanya boleh satu macam obat yang dites, untuk tes terhadap bahan/zat lainnya harus menunggu 48 jam kemudian. Tujuannya untuk mengetahui reaksi alergi tipe lambat.

Ada sedikit macam obat yang sudah dapat dites dengan metode RAST.
Semua tes alergi memiliki keakuratan 100 %, dengan syarat persiapan tes harus benar, dan cara melakukan tes harus tepat dan benar.

Alergi makanan, tahanlah keinginan...

Alergi terhadap Makanan?
Pernah mengalami bengkak kemerahan, dan gatal-gatal setelah menyantap nikmatnya makanan? Atau bahkan sampai merasakan sesak? Bila ya, kemungkinan anda mengalami alergi terhadap makanan. Meskipun angka kejadiannya sedikit, namun alergi terhadap makanan perlu juga diperhatikan karena akibat yang ditimbulkannya bisa menyebabkan kefatalan. Alergi makanan merupakan respon abnormal adanya makanan yang dipicu oleh sistem imun tubuh. Reaksi alergi yang terjadi dapat menyebabkan kejadian serius.



Mekanisme Alergi terhadap Makanan
Reaksi imunologis tubuh mempengaruhi timbulnya alergi terhadap makanan. Reaksi ini melibatkan imunoglobulin, yaitu protein yang membantu dalam respon kekebalan tubuh, tepatnya Imonuglobulin E (IgE) yang membentuk respon imun tubuh. Respon imun yang muncul dalam reaksi alergi melalui dua tahap, yaitu tahap sensitisasi alergen dan tahap elisitasi.

Tahap sensitisasi
Tahap sensitisasi muncul ketika tubuh memproduksi antibodi IgE yang spesifik. Tahap sensitisasi ini juga disebut dengan tahap induksi, merupakan kontak pertama dengan alergen (yaitu ketika mengkonsumsi makanan penyebab alergi).

Tahap elisitasi
Fase elisitasi terjadi jika terdapat pajanan ulang. Ketika terpajan dengan makanan (penyebab alergi) yang sama, protein akan mengikat molekul di sel mediator (sel basofil dan sel mast). Tahap elisitasi ini menyebabkan tubuh mengeluarkan molekul yang menyebabkan inflamasi (seperti leukotrien dan histamin). Efek yang timbul serta keparahan alergi dipengaruhi oleh konsentrasi dan tipe alergen, rute pajanan, dan sistem organ yang terlibat (misalnya kulit, saluran cerna, saluran pernapasan, dan darah).

Skema mekanisme alergi (fda.gov)



Makanan Penyebab Alergi
Pada orang dewasa, makanan yang paling banyak menyebabkan reaksi alergi yaitu makanan yang berasal dari laut, seperti udang, lobster, kepiting. Selain makanan laut, kacang-kacangan juga menyebabkan alergi pada beberapa orang. Makanan lain yang sering menyebabkan reaksi alergi yaitu ikan dan telur. Kacang polong merupakan salah satu makanan yang dapat menyebabkan reaksi anafilaksis. Pada seseorang yang sangat alergi. Sejumlah kecil allergen dapat menyebabkan reaksi alergi. Pada seseorang yang kurang sensitif, bisa saja mentoleransi sejumlah kecil makanan yang dapat menyebabkan alergi.

Pada anak-anak, penyebab alergi makanan yang paling sering yaitu telur, susu, kacang, dan buah. Terkadang, alergi akan hilang pada anak, namun alergi pada orang dewasa cenderung menetap. Selain itu, pada anak lebih banyak ditemukan alergi terhadap susu sapi atau susu kedelai dibandingkan alergi terhadap kacang, ikan, atau udang. Orang dewasa dan anak-anak cenderung memiliki reaksi alergi terhadap makanan yang sering dikonsumsi. Misalnya orang di Jepang alergi terhadap nasi, dan di Skandinavia alergi terhadap ikan kod banyak ditemukan dibanding tempat lainnya.

Gejala Alergi terhadap Makanan
Kulit
Reaksi alergi terhadap makanan yang paling banyak muncul ke kulit. Bentol kemerahan, sangat gatal, dan bengkak. Bahkan kadang muncul berkelompok dan keluar dengan cepat. Bentol pada kulit dapat dapat muncul sendiri maupun disertai dengan gejala alergi lainnya.
Dermatitis atopik atau eczema, kondisi kulit yang ditandai dengan gatal, betsisik, kemerahan, bisa juga dipicu oleh alergi terhadap makanan. Reaksi ini umumnya bersifat kronik dan muncul pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga mempunyai alergi atau asma.
Saluran napas
Gejala asma seperti batuk, napas berbunyi atau kesulitan bernapas, dikarenakan penyempitan saluran pernapasam, dapat dipicu oleh alergi terhadap makanan, terutama pada bayi dan anak-anak.
Saluran cerna
Gejala alergi terhadap makanan yang mempengaruhi saluran cerna meliputi muntah, diare, kram perut, terkadang ruam kemerahan di sekitar mulut. Selain itu, bisa juga terjadi gatal dan bengkak di sekitar mulut dan kerongkongan, sakit perut, dan banyak gas.

Reaksi lain terhadap Makanan
Sedangkan reaksi lain yang berhubungan dengan makanan yaitu intoleransi makanan (seperti intoleransi laktosa, intoleransi susu), keracunan makanan, dan reaksi keracunan bukan merupakan reaksi dari respon kekebalan tubuh. Prevalensi alergi makanan lebih rendah dibandingkan reaksi samping/ efek samping dari makanan. Diperkirakan alergi makanan muncul sebanyak 2-5% pada populasi.

Pada bayi, reaksi non alergi, biasanya reaksi sementara pada beberapa makanan terutama buah, biasa ditemukan. Misalnya terdapat ruam di sekitar mulut disebabkan oleh asam alami pada buah tomat dan jeruk, atau diare dikarenakan gula dalam jus buah atau makanan lainnya yang muncul pada beberapa kali. Reaksi lainnya merupakan reaksi alergi, dan dapat disebabkan oleh makanan yang menimbulkan alergi bila dimakan lagi. Seiring dengan pertumbuhannya, beberapa anak dapat mentoleransi makanan yang sebelumnya merupakan penyebab alergi.

Tips untuk Anda yang Alergi terhadap Makanan
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan bila anda mengalami alergi makanan:
1. Hindari makanan penyebab alergi. Hal ini merupakan cara terbaik untuk menghilangkan alergi.
2. Ketahui kandungan makanan. Seseorang yang memiliki alergi terhadap makanan ketika makan di luar rumah perlu menanyakan bahan makanan yang dikonsumsi. Hal ini perlu anda lakukan untuk menghindari alergen tersembunyi.
3. Bacalah label makanan. Hal ini perlu dilakukan agar anda dapat menghindari makanan penyebab alergi. Di Amerika Serikat dan beberapa Negara lain telah menerapkan pemberian label dengan istilah yang lebih umum, seperti penggunaan kata ‘susu’ untuk menggantikan istilah teksnis seperti ‘kasein’.
4. Bila reaksi alergi yang muncul sangat hebat, segera pergi ke dokter.
Jadi, bila memang anda adalah seseorang yang memiliki alergi terhadap makanan, tahanlah keinginan agar reaksi alergi tidak muncul yang kemudian mengganggu aktivitas sehari-hari.