Gejala serangan stroke perlu dikenali agar penderita mendapat pertolongan medis secepat mungkin. Simak strategi menghindari stroke. Jangan sampai Anda atau keluarga Anda menjadi korban berikutnya. Pastinya tak seorang pun berharap mendapat serangan stroke. Stroke dapat menyerang siapa pun - tua atau muda, lelaki maupun perempuan, kalangan atas atau bawah, kulit putih maupun berwarna.
Di Amerika stroke merupakan salah satu tiga besar penyebab kematian. Demikian kata Richard Lee, MD, ahli bedah dan Direktur Center for Atrial Fibrillation di Northwestern School of Medicine, Chicago. Dan setiap tahun stroke membunuh lebih dari 160.000 orang. Menurut laporan WHO, di dunia stroke merupakan pembunuh nomor 3 setelah penyakit jantung dan kanker.
Bagaimana di Indonesia? Menurut Dr H. Samino, SFs(K), dokter spesialis saraf yang juga Ketua Asosiasi Alzheimer Indonesia, di Indonesia memang belum ada studi yang menyeluruh tentang stroke, yang ada studi-studi di rumah sakit. Tetapi menurut pengalaman Dr Samino ketika bekerja di RSCM, stroke merupakan pembunuh nomor 1 dalam kasus-kasus neurologi/saraf.
Sedangkan Dr Djoko Maryono, DSPD, DSPJ, FASE, ahli penyakit dalam dan kardiologi di RS Pertamina Pusat Jakarta, menyatakan bahwa stroke merupakan pembunuh nomor 2 tetapi tingkat kecacatannya paling berat dibanding penyakit-penyakit lain. Mengapa? Karena stroke disebabkan gangguan aliran darah di otak. Menanggulangi gangguan pembuluh darah di otak sungguh sulit. "Pembuluh darak di otak lebih rumit dibanding pembuluh darah di bagian tubuh lain," kata Dr Djoko, berbeda dengan pembuluh darah jantung yang bisa dipasangi balon, ring, atau di-bypass."
Kasus stroke di Indonesia, menurut data yang dirilis Yayasan Stroke Indonesia (kompas..com) menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990-an sebuah penelitian menunjukkan kasus stroke mencapai 3,98% dari seluruh penduduk. Diperkirakan 500.000 penduduk mendapat serangan stroke dan sekitar 125.000 di antaranya meninggal atau cacat seumur hidup.
Setelah tahun 2000 kasus stroke ternyata terus melonjak. Pada 2004 hasil penelitian di beberapa rumah sakit menemukan pasien rawat inap karena stroke berjumlah 23.636 orang. Sedangkan yang rawat jalan atau tidak dibawa kerumah sakit (karena tidak mampu atau jarak ke rumah sakit sangat jauh) jauh lebih besar.
Fakta bahwa kasus stroke terus meningkat juga telah diungkapkan dalam sebuah konferensi stroke internasional di Wina, Austria, belum lama ini. Salah satu masalah yang mengemuka dalam konferensi ini adalah fakta bahwa kasus stroke makin merebak di kawasan Asia akibat berubahnya gaya hidup masyarakat.
Meskipun begitu ganasnya stroke, namun stroke berpenampilan low profile di antara pembunuh-pembunuh utama lainnya (seperti jantung, kanker), sehingga sering terabaikan. Hal ini disebabkan stroke bergerak diam-diam tanpa 'ribut' karena tidak menimbulkan gejala yang jelas (kadang cuma kesemutan) atau mirip gejala penyakit lain, sampai terjadi serangan yang benar-benar fatal.
Banyak kondisi penyebab stroke, tetapi awalnya adalah dari pengerasan arteri yang disebut arteriosklerosis. Demikian kata Virgil Btown, MD, pimpinan American Heart Associtaion yang juga guru besar ilmu kedokteran di Emory University, Atlanta. Arteriosklerosis merupakan akibat gaya hidup modern yang penuh stres, pola makan tinggi lemak, dan kurang berolahraga. Ketiga faktor penyebab tersebut sebenarnya bisa dikendalikan.
Hentikan sebelum stroke menyerang
Hampir 80% stroke bisa dicegah, demikian hasil penelitian the National Stroke Association. Tentu saja ada pengecualiannya, yaitu Jika dalam keluarga ada beberapa orang yang kena stroke, maka ini merupakan faktor risiko berupa garis keturunan.
Ada pula faktor cacat bawaan yang sering lolos dari pengamatan dokter. Untuk faktor yang ini Anda tidak dapat berbuat banyak, meski Anda punya risiko tinggi mendapat serangan stroke. Selain itu ada faktor lain yang kemungkinan meningkatkan risiko stroke, yaitu rematoid artritis dan RLS (restless legs syndrome).
Pertemuan tahunan 2007 yang diadakan oleh American College of Rheumatology melaporkan 67% penderita reumatoid artritis mempunyai risiko terkena stroke lebih besar dibanding populasi umum. Kemungkinan besar disebabkan radang sendi yang diderita penderita reumatoid artritis.
Suatu studi di Harvard yang dipublikasi pada Januari 2008 dalam majalah Neurology menyatakan adanya hubungan antara RLS dan stroke dan penyakit jantung. RLS adalah penyakit yang menimbulkan rasa lelah luar biasa (sindrom) pada kaki justru saat penderitanya sedang tidur atau istirahat. Penelitian menunjukkan bahwa penderita RLS berisiko dua kali lipat kena serangan stroke atau serangan jantung.
Meskipun hal itu merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah, namun banyak faktor risiko lain yang dapat dikendalikan.
Faktor risiko yang dapat dikendalikan
Bagaimana menjaga agar Anda tidak mudah kena serangan stroke?
• Jaga tekanan tetap rendah
Tekanan darah yang tinggi (140/90) meningkatkan risiko serangan stroke empat sampai lima kali. Jika tekanan darah Anda tinggi (menderita hipertensi) lakukan usaha untuk menurunkannya. Mengontrol tekanan darah merupakan hal yang sangat penting.
• Jaga kadar kolesterol tetap rendah
Kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dL akan membuat Anda berisiko kena serangan stroke. "Sekitar separuh serangan stroke disebabkan adanya plak dalam pembuluh darah arteri karotid," kata Richard Lee, MD. "yaitu arteri yang menyuplai darah ke otak." Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri. Jika pola makan dan olahraga tidak mampu menurunkan angka kadar kolesterol, kunjungi dokter Anda untuk minta obat penurun kadar kolesterol.
• Hentikan merokok
Merokok tidak saja merusak paru-paru tetapi juga otak Anda. Tetapi pada kenyataannya, merokok membuat risiko serangan stroke menjadi dua kali lipat.
• Sadarilah jika Anda mempunyai atrial fibrillation.
Ini adalah suatu kondisi dimana salah satu kamar jantung bagian atas berdetak tidak sinkron dengan jantung. Hal ini menyebabkan terjadi penggumpalan darah, yang jika terbawa sampai ke pembuluh darah di otak, bisa menyebabkan stroke.
Atrial fibrillation merupakan 20% penyebab stroke. Menurut Lee, hanya sedikit dokter yang menyadarinya. Namun Anda tak perlu cemas, Anda dapat mendeteksinya dengan cara: tekan dua jari tangan ke pergelangan tangan. Cari nadinya. Rasakan apakah detaknya teratur. Detak yang tidak teratur dapat dengan mudah Anda deteksi, yaitu seolah-olah ada detak yang lepas atau detak ekstra. Atau Anda merupakan detak yang cepat tanpa sebab. Nah, kunjungi dokter Anda untuk observasi. Atrial fibrillation dapat dikontrol dengan obat atau operasi.
• Waspadai berat badan
Tambahan ekstra berat badan akan menyebabkan sistem sirkulasi tubuh bekerja berlebihan. Dan ini meningkatkan risiko seranqan stroke. Kini banyak wanita-wanita muda yang kena stroke, diduga keras disebabkan kelebihan berat badan.
Suatu survei yang dilakukan terhadap wanita usia 35 - 54 tahun oleh American Stroke Association Februari 2008 lalu, menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tahun 1988 - 1994 dan tahun 1999 - 2004 terjadi kenaikan penderita stroke 0,63% menjadi 1,79%. Tak ditemukan faktor risiko baru, tetapi para wanita pada penelitian terakhir lebih banyak yang kelebihan berat badan. Untuk menurunkan berat badan, lakukan olahraga tiga kali seminggu masing-masing selama 30 menit. Untuk itu, hubungi dokter spesialis olahraga.
• Kontrol kadar gula darah
Diabetes tipe 1 maupun tipe 2 merupakan faktor risiko serangan stroke. Dan stroke akan lebih merusak saat serangan datang ketika kadar gula tinggi. Jika Anda penderita diabetes, pastikan kadar gula darah Anda tetap pada level normal.
• Jauhi obat-obatan terlarang
Penggunaan obat-obat terlarang seperti kokain memicu faktor risiko lain seperti hipertensi, serangan jantung, penyakit pembuluh darah, gangguan denyut jantung yang masing-masing menyebabkan pembentukan gumpalan darah. Mariyuana meski menurunkan tekanan darah, tetapi jika berinteraksi dengan penyebab hipertensi seperti merokok, berpotensi merusak pembuluh darah. Semua itu memicu serangan stroke.
Faktor risiko yang tak dapat dikendalikan
Menghadapi faktor risiko yang tak dapat dikendalikan, Anda tidak dapat berbuat banyak. Jika Anda termasuk mempunyai salah satu faktor berikut ini, berarti Anda mempunyai risiko tinggi untuk mendapat serangan stroke.
- Usia
Makin tua Anda, makin tinggi risiko Anda mendapat serangan stroke. Setelah berusia 55 tahun, risiko Anda menjadi dua kali lipat dan meningkat setiap kurun waktu 10 tahun. Menurut hasil penelitian, dua pertiga serangan stroke terjadi pada usia di atas 65 tahun. Tetapi itu tidak berarti bahwa stroke hanya menyerang mereka yang sudah berusia lanjut, stroke juga dapat menyerang semua kelompok umur.
- Jenis kelamin
Ternyata pria lebih berisiko kena serangan stroke, demikian hasil penelitian. Tetapi lebih banyak wanita yang meninggal karena stroke. Serangan stroke pada pria umumnya terjadi pada usia lebih muda dibanding wanita, sehingga tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi. Wanita, meski jarang kena stroke, namun serangan itu datang pada usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih besar. Selain itu, gejala pada wanita sangat berbeda dengan gejala umum, sehingga terabaikan.
- Garis keturunan
Stroke sangat diduga terkait dengan keturunan. Faktor genetik yang berperan adalah hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan cacat pada bentuk pembuluh darah (cadasil). Gaya hidup dan pola makan keluarga (biasanya sulit diubah!) juga mendukung risiko serangan stroke. Cacat pada bentuk pembuluh darah agaknya merupakan faktor genetik yang paling berpengaruh dibanding faktor risiko lainnya. Dan biasanya diderita oleh orang-orang muda.
Stroke pada wanita
Sangat penting diwaspadai risiko serangan stroke khusus pada wanita, karena gejalanya sungguh berbeda dengan gejala umum stroke. Oleh karena itu sering lolos dari dugaan dokter sehingga si wanita penderita stroke didiagnosa lain. Akibatnya terlambat ditangani, padahal pengobatan serangan stroke paling efektif dilakukan sesegera mungkin setelah gejala pertama tampak (lihat Nirmala edisi Oktober 2008 "Pria & Wanita Berbeda!"). Apa saja gejala stroke pada wanita yang berbeda dengan gejala umum? Nyeri pada wajah dan kaki-tangan, cegukan, mual, lemas, nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar.
Ada pula penyebab (tambahan) serangan stroke khusus pada wanita, yaitu:
Menopause
Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika produksi estrogen berkurang dalam proses menopause, risiko stroke pada wanita meningkat dengan drastis. Untuk mengurangi efek menopause sekaligus menurunkan risiko stroke, umumnya disarankan melakukan terapi sulih hormon. Tetapi sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter untuk memperkecil efek samping (kanker payudara dan kanker rahim).
Pil kontrasepsi
Faktor risiko pada penggunaan pil kontrasepsi berkaitan dengan terjadinya fluktuasi dan perubahan hormonal yang mempengaruhi wanita dalam berbagai tahapan kehidupannya. Penelitian menyimpulkan bahwa kontrasepsi oral jenis lama dengan kadar estrogen tinggi, dapat memperbesar risiko stroke. Tetapi kontrasepsi oral jenis baru yang berkadar estrogen rendah, secara nyata tidak meningkatkan risiko stroke.
Hamil dan melahirkan
Penelitian menunjukkan bahwa kehamilan dan kelahiran membuat wanita berisiko kena serangan stroke walau tidak tinggi, yaitu hanya 8 wanita di antara 100 wanita hamil. Risiko stroke terbesar terjadi pada periode 6 minggu setelah melahirkan. Penyebabnya tidak diketahui, namun diduga perubahan hormonal pada akhir kehamilan dapat meningkatkan risiko serangan stroke.
HARUS GERAK CEPAT
Ketika stroke menyerang, waktu menjadi sangat berharga. Penderita harus segera ditolong, karena kematian jaringan otak akan semakin meluas dengan tiadanya suplai darah. "Waktu terbaik adalah dalam 3 jam setelah serangan harus sudah dilakukan pertolongan dalam rangka meminimalkan kematian selsel otak," ujar Dr Samino.
Kalau Anda atau anggota keluarga Anda mengalami gejala-gejala stroke (lihat tanda-tanda serangan stroke), segeralah ke dokter. Tersedia obat-obatan yang dapat mengurai penggumpalan darah, dan ada pula yang melancarkan aliran darah ke otak. Tetapi obat-obatan ini hanya akan efektif jika digunakan paling lama 3 jam setelah serangan. Lebih dari 3 jam, obat-obatan tersebut tidak lagi efektif, bahkan sama sekali tidak bermanfaat lag!.
Maka, pasien harus menjalani operasi untuk mengangkat gumpalan darah yang menyumpal pembuluh darah otak. Jika Anda terpaksa dioperasi, pilihlah rumah sakit yang mempunyai sentra stroke, karena pasti ada tim khusus yang mampu menangani masalah dan operasi akibat stroke.
Rehabilitasi
Kembali mandiri dan menggeluti hidup sehari-hari, pastilah merupakan harapan setiap pasien stroke. Makan, mandi, mengenakan pakaian, mengikat tali sepatu, tidak perlu lagi dibantu orang lain. Untuk mempercepat kemandirian itu, perlu pelatihan di pusat rehabilitasi pasca stroke.
Sebenarnya penanganan stroke ada 2 macam, yaitu penanganan akut dan penanganan kronik. "Terapi keadaan akut bertujuan mencegah kematian, mengurangi tingkat kecacatan, dan mencegah komplikasi. Setelah itu dilanjutkan dengan terapi fase kronik berupa rehabilitasi dan pengendalian faktor risiko," tutur Dr Samino.
Tujuan rehabilitasi adalah membantu pasien mempelajari lagi keterampilan-keterampilan yang hilang saat stroke merusak sebagian otak pasien. Dengan demikian pasien dapat secepat mungkin pulih kembali, tidak tergantung pada orang lain, dan memperoleh kualitas hidup semula.
Apa saja yang dilakukan di pusat rehabilitasi? Rehabilitasi pasca stroke terdiri dari terapi fisik (physical therapy) dan terapi pekerjaan/jabatan (occupational therapy). Semua itu berupa latihan agar pasien mampu mengendalikan gerakan-gerakannya. Sebagai contoh adalah terapi belajar mandi sendiri, mengenakan pakaian atau makan tanpa dibantu orang lain, terapi komunikasi dengan orang lain (berarti belajar bicara atau mengucap kata-kata dengan benar).
Semua terapi itu memerlukan waktu lama dan kesabaran. Kunci sukses yang paling penting dalam program rehabilitasi stroke adalah memfokuskan pikiran dan berlatih berulang-ulang. "Practice makes perfect" benar-benar berlaku dalam program rehabilitasi stroke.
Program rehabilitasi sebaiknya dimulai secepat mungkin. Makin cepat, pasien makin sedikit membutuhkan waktu untuk pulih kembali. Tetapi tak dapat disangkal, bahwa waktu yang dibutuhkan untuk pulih tergantung pada parahnya serangan stroke dan komplikasi yang terkait.
Selain itu, menurut Dr Samino, perlu dilakukan pengendalian faktor-faktor risiko, agar pasien tidak terkena stroke berikutnya. "Karena faktor-faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan ritme jantung masih tetap disandang. Itu mesti dikendalikan," ujar Dr Samino.
Nutrisi dan suplemen
Pasien stroke perlu memperbaiki pola makannya, agar asupan nutrisi bisa mempercepat penyembuhan dan menghambat kekambuhan. Berikut ini nutrisi dan suplemen yang perlu bagi penderita stroke.
Alpha lipoic acid (ALA). Bekerja sama dengan anti oksidan vitamin C dan E, suplemen ini sangat bermanfaat untuk pertumbuhan sel, melindungi kerusakan sel, dan membantu tubuh menggelontor zat-zat racun. ALA mudah menerobos masuk ke otak, sehingga mempunyai efek memproteksi otak dan jaringan saraf, sehingga bermanfaat bagi penyembuhan stroke dan kerusakan otak lainnya termasuk kerusakan sel-sel otak yang disebabkan radikal bebas.
Kalsium. Penelitian yang dilakukan terhadap sukarelawan dalam kelompok besar dan dalam jangka waktu lama, menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi banyak kalsium (melalui pola makan maupun suplemen), risiko serangan stroke menurun (penelitian dalam jangka waktu 14 tahun). Penelitian lebih lanjut tentang hubungan stroke dan kalsium masih dilakukan sampai sekarang.
Asam folat, vitamin B6, vitamin B12, betaine. Banyak penelitian mengindikasikan bahwa pasien stroke yang mengkonsumsi kadar tinggi asam amino homosistein melalui pola makan, berisiko terserang stroke 2,5 kali lipat dibanding mereka yang mengkonsumsi dengan kadar normal. Homosistein sangat dipengaruhi oleh nutrisi dalam pola makan terutama asam folat (vitamin B9), vitamin B6 dan 12, serta betaine.
Keempatnya membantu menghancurkan homosistein dalam tubuh. Penelitian lain menemukan bahwa mereka yang mengkonsumsi kadar tinggi asam folat dan vitamin B6 lebih rendah berisiko kena arteriosklerosis dibanding mereka yang kurang mengkonsumsinya.
Magnesium. Penelitian menyatakan bahwa mereka yang dalam pola makannya kurang mengandung magnesium, mempunyai risiko tinggi kena stroke. Penelitian juga menemukan bahwa magnesium sulfat kemungkinan besar mampu digunakan dalam perawatan pasien stroke.
Asam lemak omega-3. Bukti nyata dari banyak penelitian bahwa mengkonsumsi asam lemak omega-3 mampu memproteksi terhadap serangan stroke yang disebabkan terbentuknya plak dan penggumpalan darah di pembuluh arteri otak. Anjuran para ahli, santaplah dua kali menu ikan dalam seminggu, itu sudah cukup mengurangi 50% risiko serangan stroke. Namun mereka yang minum suplemen omega-3 sebanyak 3 gram per hari, justru berisiko kena stroke hemoragik.
Lain-lain. Suplemen lain yang dibutuhkan dalam perawatan pasien stroke adalah antioksidan koenzim Q10 yang berfungsi mengurangi kerusakan yang disebabkan stroke, dan selenium yang menghambat terbentuknya ateriosklerosis.
Herba
Beberapa jenis herba telah diteliti dan diakui secara internasional mampu memperkuat tubuh dan menyembuhkan penyakit. Berikut ini beberapa herba yang dianjurkan dalam perawatan stroke.
• Billberry (Vaccinium myrtillus)
• Dong Quai (Angelica sinensis)
• Bawang putih (Allium sativun)
• Ginko biloba
• Ginseng (Panax ginseng)
• Hawthorn (Crataegus monogyna)
• Turmeric (Curcurna longa).
Akupunktur
The National Institute of Health di Amerika merekomendasikan akupunktur dalam program rehabilitasi stroke. Akupunktur diketahui mempercepat penyembuhan dan pemulihan kembali gerak motorik dan keterampilan sehari-hari. Paling efektif dilakukan sesegera mungkin, namun masih tetap efektif setelah 6 bulan.
Menurut ilmu akupunktur, pasien stroke kekurangan qi di meridian hati dan terlalu banyak qi di meridian empedu. Karena itu perlu perawatan di meridian liver dan ginjal. Bisa ditambah moksibusi jika diperlukan dan perawatan titik-titik di kepala.
Tanda-tanda serangan stroke
Beberapa atau salah satu gejala berikut ini datangnya mendadak dan merupakan tanda-tanda penting serangan stroke. Penderita harus segera di bawa ke dokter / unit gawat darurat.
• Matirasa mendadak pada wajah, atau rasa lemah mendadak pada lengan, tungkai kaki, terutama pada satu sisi tubuh.
• Mendadak pandangan kabur pada satu atau kedua mata.
• Mendadak terjadi kebingungan, sulit bicara, sulit mengerti pembicaraan orang, atau kesulitan menulis.
• Mendadak sulit berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan tubuh atau koordinasi anggota tubuh.
Secepat mungkin membawa penderita ke dokter, berarti Anda harus cepat mengenali tanda-tanda stroke. Untuk ifu perhatikan:
WAJAH. Mintalah penderita tersenyum. Apakah senyum itu hanya pada satu sisi saja?
LENGAN. Mintalah penderita mengangkat kedua lengannya. Apakah salah satu lengan mengalami kesulitan diangkat?
BICARA. Mintalah penderita untuk mengulang kalimat yang mudah. Apakah kata-kata yang diucapkannya cadel?
WAKTU. Jika Penderita memperlihatkan gejala-gejala seperti di atas, segera bawa ke dokter/unit gawat darurat untuk menghindari kematian sel-sel otak semakin banyak.
Jenis-jenis stroke
Ada beberapa jenis serangan stroke yang penyebab dan penanganannya berbeda.
1. ISCHEMIC: Penyebabnya adanya gumpalan darah yang terbawa aliran darah menuju ke otak dan menyumpal di otak, sehingga menghambat suplai darah dan menyebabkan jaringan otak kekuarangan darah. Tipe ini paling banyak terjadi (85%) sebagai penyebab stroke.
2. HEMORRHAGIC: Adanya pembuluh darah di otak yang terkoyak sehingga darah mengalir keluar pembuluh dan masuk ke otak. Meski tipe ini hanya menjadi penyebab 15% serangan stroke, namun menyebabkan 30% kematian.
3. TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK (TIA): Gejala-gejalanya cepat datang, selama beberapa menit sampai beberapa hari. Disebut juga mini stroke, karena masih dalam kategori warning, waspada akan terjadi stroke dengan gejala lebih berat.
Perlu Cegah Stroke Sejak Usia Dini
Stroke sebenarnya tidak asing lagi di telinga masyarakat, namun kesadaran untuk mencegahnya justru sangat rendah. Menurut dr Hardhi Pranata, SpS, MARS dari bagian Penelitian Pengembangan Yayasan Stroke Indonesia, upaya mencegah stroke sejak usia dini perlu ditanamkan, mengingat makin banyaknya kasus stroke menyerang kaum muda dan usia produktif.
Menurut dr Hardhi, kelainan pembuluh darah yang menjadi salah satu faktor utama stroke bisa terjadi sejak usia 9 tahun. Ini disebabkan kebiasaan mengkonsumsi berlebihan makanan dengan kadar lemak tinggi yang kualitas nutrisinya buruk. Yayasan stroke Indonesia berharap kesadaran para orangtua untuk menghindari konsumsi junkfood.
Mereka yang Pernah Mengalami Stroke
Penderita stroke harus segera mendapat pertolongan dokter. Karena itu sebagai orang awam kita harus mengenali gejala stroke (lihat "Tanda-tanda serangan stroke"). Berikut ini pengalaman beberapa orang yang pernah mendapat serangan stroke, diambil dari majalah Heart & Healthy Living edisi Summer 2008.
Donna James, Santa Rosa Beach, Florida
Sebagai ketua divisi sebuah perusahaan asuransi dan investasi, Donna James puas dengan kariernya. Rumah bagus, gaji besar, keluarga bahagia. Pada tahun 2005 ketika berusia 47 ia mendapat penghargaan sebagai The Top 75 Most Powerful African-American in Corporate America oleh majalah Black Enterprise. Suatu penghargaan yang bergengsi.
Suatu hari setiba dari perjalanan tugas ke luar kota, tidak seperti biasanya Donna merasa sangat lelah. Ia sempat tertidur selama beberapa jam. Ketika terbangun, Donna merasa seluruh kamar bergerak-gerak seperti jungkir balik. Ia mencoba bangkit namun terjatuh di lantai. "Sungguh menakutkan, saya tidak berdaya, tidak bisa bergerak, seakan-akan terperangkap dalam tubuh sendiri," ujar Donna menceritakan pengalamannya. Beruntung suaminya menemukannya terbaring di lantai dan segera membawanya ke rumah sakit.
Donna terserang mini stroke yang dikenal sebagai TIA (transient ischemic attack). Gejala TIA umumnya segera menghilang dalam waktu sehari atau beberapa hari, namun berpotensi muncul kembali sewaktu-waktu. Ini membuatnya berpikir, apa yang harus dilakukannya ke depan. "Jawabannya adalah, saya hanya harus melakukan pekerjaan (apa saja) yang saya sukai, berarti seminim mungkin stres."
Donna pun merasa harus mengubah pola makannya yang sebelumnya asal kenyang dengan menu-menu resto, kini lebih banyak sayur dan buah. "Dan saya harus berolahraga." Karena itu, ia berhenti dari pekerjaannya yang membuatnya sangat sibuk dengan stres tinggi. Kini ia aktif sebagai pekerja sosial, membantu para remaja yang bermasalah.
Ted Rossiter, Des Moins, Iowa
Pada suatu musim semi tahun 2006 malam, Ted menggiring putri-putrinya ke lantai atas ke kamar tidur mereka. Setelah mencium mereka dan mematikan lampu kamar Ted pun berjalan turun tangga. Ketika itu ia merasa sedikit pusing yang berbeda dari biasanya. "Tak ada rasa sakit kepala, hanya perasaan aneh seperti melayang," tutur Ted. Ia pun berbaring sebentar, dan rasa aneh itu menghilang.
Hari berikutnya ia berkendara ke rumah seorang petani untuk mengambil produk pertanian. Setelah membayar dengan selembar cek, Ted pun berkendara pulang. Di tengah perjalanan, ia ditelepon oleh petugas bank bahwa ia telah salah menulis nama penerima cek, salah menuliskan tanggal dan tahun.
Setelah itu, selama akhir pekan itu Ted kesulitan memahami percakapan dengan istri dan anak-anaknya. Kembali ke kantor pada hari Senin, Ted tidak bisa mengingat password untuk membuka komputernya, kombinasi angka-angka tempat penyimpanan uang, dan password e-mail nya.
Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa Ted kena ischemic stroke. Namun Ted tidak mudah percaya, karena ia baru berusia 40 tahun ketika itu, selalu sehat, dan ia seorang atlet yang masih aktif. "Misteri" baru terbuka dari hasil scan kepala yang secara tidak sengaja ditemukan foramen ovate atau PFO, yaitu cacat bawaan pada jantung yang menimbulkan sebuah lubang sangat kecil di antara dua kamar jantung.
Menurut dokter yang merawatnya, cacat jantung bawaan semacam itu dialami oleh sekitar 25% orang, namun sebagian besar tidak mengetahuinya. Mereka yang mendapat serangan stroke pada usia muda, biasanya disebabkan PFO tersebut. Jalan keluarnya, dokter berhasil menambal lubang PFO tersebut, sehingga kesehatan Ted mulai pulih kembali.
Tahun 2007 Ted mampu ikut lomba triatlon pra Olimpiade. Ia memang masih sulit mengingat nama-nama, namun secara fisik, kesehatannya membaik.
Whitney Sherban, Castle Rock, Colorado
Pada tahun 1998, Whitney (14 tahun) sedang berlatih berkuda bersama adiknya ketika tiba-tiba ia merasa penglihatannya gelap, dan ia terjatuh. "Saya hanya ingat adik saya berteriak pada instruktur bahwa saya jatuh," tutur Whitney. Itulah yang terkahir diingatnya, karena setelah itu Whitney berada dalam kondisi koma selama tiga minggu. Ia menderita hemorrhagic stroke dengan perdarahan otak.
Setelah siuman, mulailah ia menjalani proses pemulihan yang sangat lama dan sangat sulit. Sebagian besar penglihatannya kabur dan ia tidak bisa bergerak. Ia tidak mampu mengunyah dan menelan makanan, tidak juga berbicara.
Kini - 10 tahun kemudian - dengan bantuan tenaga medis yang profesional dan dukungan keluarga, Whitney mengalami banyak kemajuan. Memang ia masih sulit berbicara dan berjalan. Dan pandangan matanya masih tetap terbatas. Ia juga harus berhati-hati makan dan minum agar tidak tersedak.
Dengan kondisinya sekarang, Whitney telah mampu bersekolah lagi, bergaul, dan bahkan melakukan kerja sosial di rumah sakit yang pernah merawatnya. "Jangan pernah menyerah pada nasib," ujarnya. "Saya selalu bertekad ingin sembuh, ingin pulih kembali seperti semula." Dan ia hampir berhasil, tinggal menunggu waktu.